Sering menjumpai kasus gigi tonggos? Gigi tonggos sendiri adalah suatu kondisi dimana posisi deretan gigi pada rahang atas lebih maju daripada rahang bawah. Gigi tonggos juga dikenal dengan istilah maloklusi. Selain karena faktor genetik, ada pula kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu gigi menjadi tonggos. Kondisi ini tidak jarang dapat menurunkan rasa kepercayaan diri sehingga mendorong orang-orang tersebut untuk memperbaiki kondisinya. Lantas, apa sebenarnya penyebab terjadinya gigi tonggos ini?
Sering menjumpai kasus gigi tonggos? Gigi tonggos sendiri adalah suatu kondisi dimana posisi deretan gigi pada rahang atas lebih maju daripada rahang bawah. Gigi tonggos juga dikenal dengan istilah maloklusi. Selain karena faktor genetik, ada pula kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu gigi menjadi tonggos. Kondisi ini tidak jarang dapat menurunkan rasa kepercayaan diri sehingga mendorong orang-orang tersebut untuk memperbaiki kondisinya. Lantas, apa sebenarnya penyebab terjadinya gigi tonggos ini?
Penyebab Gigi Tonggos
Faktor Genetik
Kondisi gigi yang meliputi warna, posisi, hingga bentuk dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi kesehatan mulut. Begitu pula dengan adanya kondisi gigi tonggos yang dipercaya dipengaruhi kuat oleh faktor genetik di samping kebiasaan buruk dalam menjaga kesehatan mulut. Dengan kata lain, seorang anak berpotensi memiliki gigi tonggos karena gen warisan dari orangtua atau keluarga.
Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan ukuran rahang atas dan rahang bawah yang menyebabkan letak gigi menjadi tidak beraturan. Bentuk dan ukuran rahang inilah yang dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kebiasaan di Masa Kecil
Faktor genetik memang mempengaruhi terjadinya gigi tonggos, namun kebiasaan buruk yang dilakukan sejak masih kecil juga turut berpengaruh. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut memicu perubahan letak gigi sehingga menjadi lebih maju daripada kondisi normal. Oleh karena itu, kebiasaan buruk seperti menghisap jempol atau dot dalam jangka waktu yang lama harus dihentikan sedari awal.
Kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan gigi menjadi tonggos dapat bermula sejak masih bayi. Sesuai yang telah disebutkan di atas bahwa kebiasaan menghisap jempol atau dot dalam jangka waktu lama dapat memicu pertumbuhan gigi menjadi tonggos. Terlebih jika kebiasaan tersebut berlaku hingga anak berusia 7 tahun atau fase tumbuhnya gigi permanen. Akibatnya, struktur mulut pada anak dapat berubah seiring dengan ibu jari yang akan menekan langit-langit mulut.
Dampak lainnya adalah gigi anak tumbuh dengan tidak baik, seperti tumbuhnya gigi berjejal.
Rahang Kecil
Orang yang memiliki rahang bagian bawah lebih kecil cenderung berisiko mengalami gigi tonggos. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara ukuran dari rahang atas dengan rahang bawah. Akibatnya, rahang menjadi tidak selaras. Pada akhirnya, ukuran rahang seseorang yang mana merupakan pengaruh dari faktor genetik memainkan peran penting dalam terbentuknya gigi tonggos.
Posisi Lidah yang Tidak Tepat
Umumnya, ketika mulut tertutup, lidah berada pada langit-langit mulut untuk memastikan rahang bagian atas dan bawah saling bersentuhan. Dalam kondisi ini, rahang akan tumbuh ke depan sehingga bertumbuh dengan baik termasuk memastikan gigitan dengan tepat. Namun, lidah yang berada jauh dari langit-langit mulut membuat mulut akan menggantung terbuka. Saat itu terjadi, sendi rahang terutama pada rahang bawah akan terseret ke bawah dan ke belakang. Menggantung mulut dengan terbuka seperti ini dalam jangka waktu yang lama dapat mendorong rahang tumbuh ke bawah bukan ke depan sehingga timbullah gigi tonggos.
Gejala Gigi Tonggos
Adapun beberapa gejala atau keluhan lain yang dirasakan apabila seseorang memiliki gigi tonggos adalah sebagai berikut:
Rasa tidak nyaman saat mengunyah
Gigi yang tidak sejajar
Sering mengalami sariawan karena ada bagian yang tidak sengaja tergigit, seperti lidah atau pipi bagian dalam.
Bernafas menggunakan mulut karena kondisi bibir yang tidak dapat menutup dengan sempurna.
Gigi tonggos juga dapat mempengaruhi pengucapan beberapa huruf seperti pada huruf “S” dan “F”.
Cara Menangani Gigi Tonggos
Penanganan gigi tonggos tergantung berdasarkan tingkat keparahan dari gigi tonggos itu sendiri. Pada kasus gigi tonggos ringan, dapat dilakukan perbaikan dengan menggunakan kawat gigi atau invisalign. Sebaliknya, jika kasus gigi tonggos lebih parah, maka perlu penanganan lebih lanjut sesuai dengan arahan dokter gigi.
Terdapat dua bentuk penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus gigi tonggos., yaitu ortodontik dan orthotropic. Keduanya merupakan pendekatan yang berbeda.
Orthotropic berusaha untuk menumbuhkan rahang bawah ke depan sehingga bertemu dengan rahang atas. Sedangkan ortodontik secara tradisional berusaha untuk mengembalikan rahang atas agar sejajar dengan rahang bawah. Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menyelaraskan posisi rahang atas dan rahang bawah.
Pendekatan Orthotropic
Berdasarkan pendekatan orthotropic, perawatan dimulai pada usia sekitar 6 atau 7 tahun. Hal ini dikarenakan usia dinilai mempengaruhi keberlangsungan dari pelaksanaan orthotropic. Pada usia ini dinilai pertumbuhan wajah masih lunak.
Dengan menumbuhkan wajah ke depan dinilai lebih baik dari segi fungsional maupun estetika. Tindakan ini menciptakan garis rahang menjadi lebih tegas. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi sendi rahang, mengurangi kebutuhan pencabutan gigi hingga meningkatkan suplai oksigen.
Pendekatan Orthodontic
Berbeda dengan orthotropic yang berfokus pada pertumbuhan postur yang tidak tepat, orthodontic berfokus pada hal-hal genetik. Umumnya, dokter gigi akan menunggu sampai masa tumbuhnya gigi permanen pada anak selesai (sekitar usia 12-13 tahun).
Dipercaya bahwa tidak ada tindakan apapun yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi gigi tonggos sebelum gigi anak tumbuh sempurna.
Hal ini mengindikasikan bahwa dokter gigi tradisional meyakini bahwa satu-satunya cara untuk menciptakan keselarasan antara rahang atas dan bawah. Caranya adalah dengan menarik gigi depan ke belakang menggunakan peralatan seperti kawat gigi. Bahkan, bisa saja dilakukan tindakan seperti mencabut gigi atas sehingga dapat menciptakan ruang lebih banyak. Berbeda dengan orthotropic, orthodontic tidak memperbaiki pertumbuhan wajah.
Selain upaya penanganan melalui dua pendekatan di atas, juga terdapat upaya lain agar dapat merapikan kondisi gigi tonggos. Adapun hal yang bisa dilakukan adalah pemasangan aligner gigi. Pada kasus maloklusi ringan, bisa dilakukan pemasangan aligner gigi. Aligner gigi mengupayakan agar dapat merapikan gigi tonggos dengan bentuknya seperti pelindung berupa plastik transparan.
Keunggulan dari aligner seperti dapat menyesuaikan ukuran pengguna serta dapat dilepas pasang kapanpun. Namun, terdapat batasan waktu dalam menggunakan aligner yaitu 20-22 jam per hari. Durasi penggunaannya bisa beberapa hari atau bahkan berbulan-bulan tergantung kedisiplinan dan kondisi gigi pengguna.
Nah, itulah penjelasan seputar gigi tonggos dari penyebab, gejala, hingga cara untuk menanganinya. Selain faktor genetik, ada tindakan untuk mencegah terjadinya gigi tonggos yang mana hal ini dimulai sejak dini. Anak-anak dibiasakan untuk tidak melakukan kebiasaan buruk seperti menghisap jempol dalam waktu lama hingga tidak menjulurkan lidah.
Jika menemui gejala gigi tonggos, silahkan hubungi dokter gigi terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Obat Gigi
Kesehatan Gigi dan Mulut